Kamis, 16 Februari 2012

Benarkah Khawatir Berlebihan Itu Gangguan Jiwa?

Benarkah Khawatir Berlebihan Itu Gangguan Jiwa?
Beberapa sumber mengungkapkan pemaparannya tentang masalah ini, bahkan jauh sebelumnya permasalahan ini menjadi sebuah hal yang tidak di sadarai adanya. Beberapa tahun yang lalu saya sempat menemukan sumber yang saya baca dalam sebuah majalah yang bertemakan kejiwaan, yang di antara isi yang saya garis bawah dari pemaparan itu bahwa "99,9% kecemasanmu tidak terbukti sama sekali".


Saya mengkaji arti dari kata tersebut, dan saya pun mulai berekperimen dengan apa yang saya lalui dalam hidup, walau tidak sepenuhnya benar, tapi 80% faktanya memang seperti itu, bahwa 99,9% kecemasan tidak terbukti sama sekali.

Tambahan; Sedangkan menurut pandangan saya; adanya kekhawatiran dalam diri bersumber dari resahnya jiwa, karena rasa khwatir, cemas, dll, itu masih satu bagan yaitu "Rasa". Karena "Manusia di sebut manusia karena adanya 4 hal yang ada dalam diri manusia itu". Yaitu; Pikiran, Budi, Rasa, dan Jiwa. Nah, ketika salah satu di antara 4 hal itu meluap/berlebihan dalam diri, maka secara otomatis hal itu membekron/menghalangi diri dari Tuhan (ALLAH). Tak aneh ketika rasa meraja dalam diri, selalu datang resah, gundah, stres, atau penyebab adanya dosa, dll. Karena memang kita tengah jauh dari Tuhan (Allah). Kenapa pandangan saya berarah ke keTuhanan, karena tak bisa di pungkiri hidup dan kehidupan mahluk tidak 100% logika, karena semuanya masih sangat berkaitan dengan satu dzat apairon/dzat tak terhingga, atau dzat keILLAHIan (KeTuhanan).

Nah, lain halnya dengan pemaparan berikut di bawah ini, tentang Khawatir Berlebihan Itu Gangguan Jiwa yang saya kutip dari tulisan Dr Andri SpKJ - detikHealth. Berikut pemaparannya;

Sering kita menjumpai orang yang selalu merasa khawatir dengan segala macam hal bahkan untuk hal-hal yang belum terjadi? Mungkin yang kita jumpai itu adalah orang yang mengalami Gangguan Kecemasan Menyeluruh atau dalam bahasa lainnya disebut Generalized Anxiety Disorder (GAD).

Dalam praktik sehari-hari saya lebih banyak menjumpai pasien dengan jenis kelamin perempuan yang mengalami hal ini dibandingkan laki-laki. Pasien pun kadang tidak berobat atau menunda pengobatan sebelum akhirnya merasa tidak nyaman sekali atau ketika keluhan-keluhan fisik (psikosomatik) sudah mulai muncul.

Tidak heran biasanya kondisi ini menahun dan tidak mendapatkan pengobatan di saat-saat awal orang tersebut mengalami kecemasan ini.

Gejala dan Tanda:
Sebagai salah satu tipe dari gangguan kecemasan, kadang gejala kecemasan pada pasien dengan gangguan cemas menyeluruh mirip dengan pasien dengan gangguan panik.

Tapi ada beberapa hal yang khas untuk gejala pasien dengan gangguan cemas panik seperti:
a. Perasaan khawatir berlebihan terhadap hampir semua aspek kehidupan
b. Perasaan lelah berlebihan yang tidak disebabkan karena faktor kelelahan fisik
c. Iritable atau mudah tersinggung
d. Sulit konsentrasi
e. Gejala fisik seperti kaku otot (pegal2), gangguan tidur atau sulit relaks

Biasanya 3 dari gejala ini dialami pasien untuk menentukan diagnosis suatu Gangguan Kecemasan Menyeluruh.

Penyebab:
Secara pasti penyebab dari gangguan ini tidak diketahui tetapi beberapa teori terutama biologis dan psikologis telah dikemukakan. Kondisi gangguan ini terkait sistem di otak adalah adanya ketidakseimbangan di sistem monoamine terutama adalah sistem serotonin.

Inilah yang membuat pasien dengan gangguan ini menjadi lebih baik jika diberikan obat antidepresan golongan SSRI seperti Sertraline dan golongan SNRI seperti Venlafaxine.

Secara psikologis ada dua teori yang dikemukakan berhubungan dengan gangguan kecemasan menyeluruh. Teori Psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud mengatakan kondisi ini terkait dengan konflik internal bawah sadar yang tidak terselesaikan dan akhirnya timbul dalam kekhawatiran yang terus menerus sepanjang hidup.

Teori kognitif berkaitan dengan hal ini berhubungan dengan cara individu untuk melihat sisi negatif dari kondisi lingkungannya sehari-hari. Individu lebih cenderung memilih sisi negatif dari kondisi kesehariannya atau 'memilih' untuk tetap selalu berpikir negatif berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kesehariannya.

Pengobatan:
Pengobatan pasien dengan gangguan kecemasan menyeluruh meliputi sisi biologis (psikofarmaka), sisi psikologis (psikoterapi) termasuk di dalamnya dukungan suportif dari lingkungannya. Pengobatan dengan obat psikofarmaka telah terbukti secara ilmiah mampu memberikan perbaikan pada pasien.

Obat golongan SSRI seperti Sertraline dan obat golongan SNRI seperti Venlafaxine dinyatakan telah banyak membantu perbaikan pasien dengan gangguan kecemasan menyeluruh.

Buspirone juga merupakan obat antidepresan pilihan untuk terapi ini walaupun belakangan sudah lebih ditinggalkan pemakaiannya dalam praktek sehari-hari karena Buspirone bekerja lebih lama dan sangat spesifik untuk gangguan cemas menyeluruh saja.

Sedangkan kondisi gangguan kecemasan menyeluruh sering berbarengan dengan gejala-gejala panik bahkan depresi pada kondisi yang sudah menahun.
Psikoterapi dengan pendekatan terapi kognitif dilakukan untuk mengurangi pikiran-pikiran negatif pasien atau mengalihkannya ke hal yang lebih positif.

Mengalihkan dan mengurangi pikiran-pikiran negatif ini pada prakteknya butuh waktu yang panjang sehingga terkadang pasien harus mengikuti pengobatan sampai beberapa bulan bahkan tahun. Salam Sehat Jiwa. Sumber: detikHealth.

Mohon maaf atas segala kekurangan, dan Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Tinggalkan Komentarmu