Selasa, 12 Juli 2011

Cerita Cinta - Nembak Di Depan Kelas

Cerita Cinta - Nembak Di Depan Kelas - Cara nembak langsung - Tips nembak langsung dalam cerita



Berikut ini adalah cerita nyata yang di ambil dari pengalaman (Yanuar, 18, Bandung) yang sempat menuliskannya di sebuah bukukatakan cinta yang sempat saya baca. Setelah saya baca, ternyata mengandung berbagai macam hikmah yang bisa di ambil sebagai inspirasi kamu-kamu yang mungkin mempunyai hal atau cerita yang serupa. nah berikut pemaparan ceritanya.


Ini pengalaman gua satu tahun kebelakang, saat gua jadian sama Nia cewek cewek gue sekarang. Gue kenal dia sejak gue satu kelas sama dia. Anaknya agak pendiam. Bertolak belakang banget ama gue. Sekian bulan ketemu di kelas, rasanya gak ada perasaan aneh. Sampai suatu saat, kita satu kelompok di lab Biologi. Oh ya gue lupa ngasih tau, kalo gue punya hoby gambar komik. Buku-buku gue pasti habis gue gambarin, bentuk komiknya sih cenderung anime bangetlah. Nah, tanpa gue sadari, Nia sepanjang praktekum serius merhatiin kebiasaan gue menggambar saat pelajaran berlangsung.

"Yan, coba liat dong,"tiba-tiba suara pelan Nia terdengar. Gua kaget, "Liat apaan Nia?" jawab gue kayak orang goblok. "Itu gambar-gambar kamu," katanya sambil menunjuk buku catatan biologiku. Tanpa banyak cakap, gue serahin tuh buku, meski gue masih heran dengan sikap Nia yang mendadak lain itu. Setelah kelas habis, sikap Nia makin bikin gue bingung, sambil senyum-senyum, dia nyodorin buku gue. "Yan, gambar-gambar kamu bagus-bagus banget. Belajar dimana?" sejak kapan kamu bisa gambar?" Berondongnya.

Tiba-tiba ada semacam magnet dalam dada gua yang memaksa gua untuk meluangkan waktu untuk ngobrol bareng dia. Sesuatu yang belum pernah di lakukan sebelumnya. Ternyata anaknya asyik di ajak ngobrol soal komik dan anime. Gila, freaks juga doi. Dari situ, gua mulai sering deket sama dia. Kita sering jalan bareng ke gramedia cuma buat ngecek komik-komik baru. SMS-an. Pinjem-pinjeman majalah animonster. Cekikikan bareng di kantin sekolah saat mengulas film-film kartun minggu pagi di televisi.

Gosip kita pacaran mulai santer deh. Eh, pacaran? jadian aj belum. Tapi gua kepikiran juga. Entah gimana yah ngungkapinnya, rasa suka itu mulai datang tiba-tiba. Makin lama makin ganggu gua. Sehari saja gak ngobrol bareng Nia, gimana gitu yah... bingung euy. Gua yakin gua mulai jatuh cinta ama itu anak. Temen-temen udah mulai nyaranin gua nembak Nia. Beuh... nembak? Meski so nolak lama-lama kepikiran juga. Gua harus nembak dia, dari waktu pendekatan sih lumayan udah cukup.

Empat bulanan atuh. Nah saat gua nembak ini yang unik. Spontan kejadiannya saat praktikum biologi. Nia keliatan cakep banget hari itu. "Yan, kamu bisa di dikte-kan soal-soal buat PR minggu depan?" suara bu guru bikin gua kaget. Tanpa basa-basi gua jawab iya. "Kamu bacain di meja Ibu, ibu mau ke kantor sebentar," perintahnya. Oke. Ada 10 soal yang harus gua dikte-in ama temen-temen. Soal no satu,dua,tiga, empat...tiba-tiba, "duh,...euuu" ",..." Yan lanjutin euy!! sahut teman-teman. "Bentar", jawabku.

Kemudian gua lanjutin juga. Oke, Lima, dan "Nia aku mau ngomong ama kamu," cetusku tiba-tiba, "Huuuuu, ' kelas mulai gaduh. Nia terlihat kebingungan. "Setelah apa yang kita lewati bersama, aku merasa perlu ngungkapin ini ama kamu," lanjutku. Tentu saja gua da-dig-dug abis. Kelas semakin gaduh, Nia menutup mukanya dengan buku. "Nia, aku suka kamu!!!" kataku setengah memekik. "Horeeee," teriakan teman-teman semakin menggila. "Ada apa ini?" Bu guru tiba-tiba sudah ada di depan kelas.

"Gk ada apa-apa bu!!!" serempak teman-teman. "Soal no enam.." seolah gk ada apa-apa, gua lanjutin lagi acara mendikte. "Lho baru no enam toh?" bu guru keheranan. Sukses? Belum tentu. Saat istirahat dengan di iringi senyum dan sindiran anak-anak, gua datengin Nia. "Gimana jawabannya Nia??" tanyaku to do point. Anak itu malah senyam-senyum. "Nia aku udah terlanjur ngucap nih, aku minta jawabanmu sekarang, please!!" harapku. Dan, "Oke Yan, tapi cukup sekali saja bikin aku gugup setengah mati kayak di kelas tadi yah?" jawabnya lirih.

Yihaaa...gila gua seneng banget denger jawaban itu. Dan akhirnya gua jadian.

Ok, itu lah cerita nyata dari teman kita yang memberanikan dirinya untuk mengungkapkan isi dari perasaannya dalam keadaan yang memang menantang banget.kalau saja kalian punya niat niru temen kita "Yanuar" tadi? Gk ada yang larang koq. Tapi tetap hati-hati. Ibarat permainan catur, strategi yang satu ini memang butuh kepandaian membaca situasi. langkah yang kamu anggap sudah tepat, bisa jadi gk berarti apa-apa. Siap-siap saja menahan kecewa saat si dia menolak tawaran kita.

Ok deh,Selamat mencoba untuk yang mau niru. hehe...


Iman zenit / Jadilah.com

0 komentar:

Tinggalkan Komentarmu